Fatimah/SR
A. Riwayat Hidup Rusli Thoimi
Rusli Thoimi lahir pada tanggal 14 Juni tahun 1914 di Dusun Pulau Tanjung kenegerian Rumbio kecamtan Kampar yang sekarang sudah menjadi suatu kecamatan baru yaitu kecamatan Rumbio Jaya. Nama semasa kecilnya Rusli, karena ayahnya bernama Thoimi maka untuk lebih mengenalnya dinamakan Rusli Thoimi. Dikampungnya beliau juga dipanggil dengan nama engku suli. Kehidupan Rusli Thoimi ini sederhana, keluarganya memegang teguh ajaran agama Islam. Sewaktu kecil beliau rajin pergi belajar mengaji ke surau yang berada di lingkungannya.
Rusli Thoimi memiliki sifat-sifat kepribadian yang patut diteladani antara lain, amanah, teguh pendirian, ramah tamah, istikomah, berani setia berjiwa pelopor, berwibawa, disegani oleh kawan-kawan dan lawan,
Pada usia 8 tahun, Rusli Thoimi dimasukkan oleh orang tuanya ke sekolah govermen di Rumbio sampai menamatkan kelas 5, setelah menamatkan sekolah tersebut, beliau melanjutkan pendidikannya ke sekolah Maad Islam payakumbuh (ofdeling 50 koto). Oleh karena ia pandai bergaul, maka ia disukai dan dihargai oleh teman-temannya.
Beliau juga pernah menimba ilmu pendidikan di Bukit tinggi daerah Mogek dan Parabek. Dahulu disanalah yang bagus sekolah agamanya, jadi orang-orang yang pernah belajar disana, bias dikatakan sudah cukup handal kemampuannya. [1]
B. Perjuangan Rusli Thoimi
Sebagai yang dinyatakan oleh peribahasa "yang akan menjadi anak harimau itu, kecil lagi telah Nampak belangnya". Demikianlah pula halnya Rusli thoimi, selagi dalam masa studinya, pada tahun 1930 di daerah Payakumbuh, dia selaku salah seorang pemimpin kepanduan "AL-Hilal". Dalam rentetan kegiatannya ia merongrong/ menggugat kekuasaan polisi Hindia Belanda. Rusli Thoimi ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda selama 25 hari.
Setelah tamat dari pendidikan , rusli Thoimi mengadakan perjuangan terhadap Belanda dengan cara berdakwah. Pada zaman dahulu berdakwah dilarang oleh pemerintahan Belanda. Berkumpul lebih dari tiga orang saja dilarang. Sedangkan Rusli Thoimi mengumpulkan orang-orang banyak dengan cara berdakwah. Dalam dakwahnya, dipilihlah ayat-ayat yang ada dalam Al-quran yang menyinggung Pemerintahan Belanda.
"tindakan Belanda terhadap pemimpin rakyat telah mengganggu ketentraman dalam kehidupan masyarakat serta menjadikan rakyat gelisah. Di Daerah lima koto( daerah kabupaten sekarang0. Pemerintah Belanda mengumumkan kepada masyarakat untuk tidak berkumpul lebih dari tiga orang kalau dilanggap akan ditangkap".( Marleily Rahim Asmuni dkk, 1986 ;59)
Beberapa ayat alquran yang ada dalam dakwah-dakwah Rusli Thoimi antara lain sebagai berikut
1. QS. 3 Ali Imran: 28
Yang artinya janganlah orang-orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang-orang beriman. Barang siuapa terbuat demikian, niscaya dia tidak akan memperoleh apapun dari Allah, kecuali karena (siasat) menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu kan diri (siksa) Nya dan hanya kepada Allha tempat kembali.
2. QS. 4 Annisa : 144
Yang artinya wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin member alas an yang jelas bagi Allah( untuk menghukummu)
3. QS. 5 al Maidah :57
artinya wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan dan oran-orang kafir(orang musrik). Dan bertakwalah kepad allah jika kamu orang �orang beriman.
Jadi karena dakwahnya tersebut Belanda marah dan tersinggung, sehungga rusli Thoimi dipanggil oleh Belanda dan diberi peringatan. Walaupun beliau sudah mendapat peringatan dari pemerintahan Belanda, Beliau tetap saja mengadakan dakwah-dakwah agama dengan menyampaikan ayat-ayat Aslquran yang membuat pemerintahan Belanda tersinggung. Setiap dakwahnya, ayat-ayat alquran yang dipilihnya selalu berbeda dengan dakwah sebelumnya.
"suatu sifat perlawanan terhadap Belanda sebelum awal abad ke 20 di Indonesia ialah perlawanan local yang bercorak keagamaan. Perlawanan-perlawanan local ini berlangsung di setiap daerah yang memonopoli dan dikuasai oleh Belanda. Perlawanan ini banyak mempengaruhi para pemimpin dan para pejuang-pejuang Riau. Seperti telah disebutkan terdahulu bahwa agama Islam telah berkembang dengan pesat di Riau dan agama Islam telah menjadi agama kerajaan . Fanatisme terhadap agama Islam ini sangat mendorong untuk melakukan perlawanan terhadap orang Belanda yang meraka anggap orang kafir. Mati karena menentang orang kafir hukumnya Syahid", (Muchtar Lutfi dkk, 1977 :287)
Demikian halnya dengan Rusli thoimi yang dalam dakwah-dakwahnya selalu berhubungan dengan ajaran agama Islam untuk mengadakan perlawanan terhadap pemerintahan Belanda.
Beberapa lama kemudian, setelah ia kembali kekampung halamnya ke negrian Rumbio, ia terus memasuki persatuan Muslimin Indonesia (PERMI), yang diketuai oleh H. Muhammmad Amin, dan ia sendiri berperan sebagai sekretaris.
Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) ini berpusat di BukitTinggi dibawah pimpinan Ilyas Yakub dan Muchtar Lutfi, sedangkan cabang Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) di bangkinanng didirikan pada tahun1933. PERMI diBangkinang dipimpin oleh H. Muhammad Amin, Muhammad Kadimi, dan Muhammad taib di Air Tiris.
Pada tahun 1933 itu juga dibentuk pula Pandu Al-Hilal yang dipimpin oleh Abdul jalil Manaf, Ahmad saleh dan Rusli Thoimi. Rusli Thoimi kemudian ditangkap dan dihukum masuk penjara dituduh mengadakan arak-arakan dijalan yumum yang tidak mendapatkan izin pemerintahan Belanda.
Banyak pemimpin-pemimpin rakyat yang dicurigai , termasuk juga pemimpin-pemimpin Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) yang tumbuh di daerah lima koto(Kampar)
Dalam perjuangannya merintis kemerdekaan lewat wadah PERMI, dalam keasyikan tahun 1933 diantara tema pidatonya, ia antara lain mengucapkan pidato berjudul "Pemerintah Belanda menghisap darah MAnusia", dan waktu hendak mengadakan mengadakan rapat partai muslimin Indonesia yang dihadiri oleh pengurus dan anggitanya, tingkat ranting pulau paying, rumbio. Beliau di tangkap dan dipenjarakan selama 3 bulan dipenjara Bangkinang atas tuduhan mengadakan rapat (openbeer), yang waktu itu dilarang pemerintah Belanda, selama dalam penjara ia dibebani kerja paksa, pekerejaan yang lain yaitu mengerjakan pembuatan bendar (parit) jalan Bangkinang, mengangkut semen ke empangan Muara Uwai.
Kemudian sehabis masa hukumannya, Rusli Thoimi dibebaskan dari tahanan, meskipun pada zahirnya ia beban, namun perantaraan kaki tangannnya(ide-idenya), lewat datuk Kapala atau melalui ninik mamak. Belanda terus mengikuti jejakj langkah dan tindak tanduk RUsli Thoimi. Bahkan lebih dari itu untuk mengekang / melumpuhkan perjuangan Rusli Thoimi dan kawan-kawan, belanda mengadakan ancaman bahwa barang siapa yang berhubungan atau ketauan berkawan dengan Rusli Thoimi , maka orang tersebut ditangkap oleh polisi Belanda.
Mengikuti iklim politik semakin panas, musuh-musuh semakin banyak, lebih-lebih oleh karena pengawasan Belanda semakin ketat, apabila hendak melakukan perjuangan secara terang-terangan tidak memungkinkan, maka beliau menempuh cara untuk memperlunak perlawanan musuh terhadapnya.
Justru itu pada bulan April 1934 beliau pergi ke Malaysia , seraya berperan sebagai pedagang. Sambil mencari nafkah.. dia sentiasa mengintai-ngintai kesempatan yang baik untuk berjuang membebaskan bangsanya dari penjajahan dan pemerintahan. Beliau menunggu kemungkinan itu.
Pada tanggal 17 Mei 1935 Rusli Thoimi kembali ke rumbio kabupaten Kampar, dan serta merta memasuki organisasi Muhammadiyah yang telah masuk ke daerah 5 koto yang dibawa oleh tokoh-tokoh ulama dari Sumtra Tengah(SUMBAR sekarang)
Sementara itu perkumpulan Myhammadiyah ialah satu-satunya ormas yang dpat berperan/ ditompangi masyarakat daerah Bangkinang dan sekitarnya untuk berjuang dan menyalurkan amal bakti. Kenyataan mencanangkan, bahwa adanya muhammadiyah Cabang Bangkinang beserta dengan beberapa rantingnya yang terbesar di Kewedanan Bangkinang kegitan dibidang agama, pendidikan, social dan perjuangan dapat digiatkan /dimajukan
Pada tahun 1936, Rusli Thoimi mendirikan ranting Muhammmadiyah di Rumbio dan selanjutnya membenruk Pandu Hizbul Wathan(HW), Rusli Thoimi sendiri ditunjuk / menjabat sebagai ketuanya.Dengan demikian Rusli Thoimi ikut memplopori Muhammadiyah sera berjuang dalam wadah ormas ini bersama Mahmud Marzuki, H. Muhammmad Amin, E. Mudi HAmid dll. Perjuangan mengarah pada bidang pendidikan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
"Kebangkitan Nasional di asia dan Indonesia, menyebabkan timbulnya rasa kebangsaan atau kesadaran berbangsa di daerah Riau. Kebangkitan Nasionalisme didaerah Riau pada umumnya dipelopori oleh putera �putera Riau. Antara lain mereka itu ialah tamatan sekolah normal di Langsa dan pematang Siantar atau sekolah-sekolah agama di tempat lain( Muchtar Lutfi dkk, 1977 :395)
DiBangkinang dipelopori oleh H. A.Malik yang mendirikan sekolah agama dalam tahun 1924, yang kemudian berkembang pula sekolah-sekolah agama dengan pemimpin-pemimpin
1. Ayub Syarofi dan kawan-kawan mendirikan sekolah agama Muhammadiyah di Kuok tahun 1938
2. H.A Hamid dan kawan-kawan mendirikan sekolah Agama Muhammmadiyah di Penyasauan Air Tiris tahun 1931
3. Abdul Jalil Manaf dan kawan �kawan mendirikan sekolah agama islam darulnadah di penyasawan rumbio tahun 1937
4. Abdul RAchman mendirikan sekolah agama Thawalib di sialnag rumbio, tahun 1938
5. Rusli Thoimi mendirikan Sekolah agama Thawalib di Pulau Panjang Rumbio, tahun 1937.
Bahwa tekatnya tersebut terbukti dengan berhasilnya beliau mendirikan Perguruan Islam Tingkat Ibtidaiyah di rumbio, sekaligus beliau menjabat sebgai kepala sekolah. Dan selamjutnya disamping memimpin sekolah tersebut di atas. Beliau berperan aktif sebagai juru dakwah. Bahkan setalah Belanda dikalahkan Jepang, maka pada tahun 1943, Beliau kembali aktif memberikan dakwah perjuangan (propaganda rahasia untuk merebut kekuasaan dari Jepang bersama kawan-kawannya)
Dari rentetan perjuangannya dari zaman ke zaman, suatu hal yang perlu kita beberkan disitu ialah peristiwa pengibaran Bendera Merah Putih pertama di kenegrian Rumbio semenjak Indonesia merdeka, yang mana pada peristiwa tersebut beliau memplopori upacara penaikan bendera tersebut, bahwa dialah yang mengucapkan pidato, yang pada hakikatnya mengajak bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat kemerdekaan, dan selanjutnya mengajak rakyat setempat, agar menggalang persatuan dan senantiasa waspada dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
Akan halnya perjungan dibidang keagamaan disamping memimpin sekolah agama yang telah didirikan, beliau berperan sevagai mubaligh keliling yang memberikan ceramah kepada masyarakat, melalalui wirid pengajian, Khotbah Jumat serta pada pertemuan-pertemuannya.
Dan begitupun dibidang yang sekarang ini disebut P#NTR, manakala Qadhi (engku M.Nur) berhalnagan/ tidak berada ditempat, maka beliaulah yang dipercayakan mewakili/ menyelenggarakan tugas tersebut.
Begitupun bila orang daerah Rumbio hendak menunaikan Ibdah HAji ke Mekkah, maka untuk mendapatkan dan memperoleh pengetahuan tentang seluk beluk penyelenggaraan Haji, beliau senantiasa mendapat kunjungan, untuk diminta pendapatnya.( Abdul Tiva'I Talut, 1992 :40)
Sepanjang perjuangannnya , Rusli Thoimi menjalin kerja sama dengan kawan kawannya)
1. Khatib Maaki ( Kepala desa Kampar pertama)
2. Engku Mudo Suman(Air Tiris)
3. H. Muhammmad Amin (Air Tiris)
4. M. Thaib (Air Tiris)
5. E.H. Ayub Syairofi(Kuok)
6. Ahmad Saleh(Rumbio)
7. H.A. Hamid (Air Tiris)
8. Dorud( Dt. Singo Kuok)
9. Mhd Kadum(Rumbio)
10. H.samad (TG. Belit)
Tiap tiap di zaman Belanda berjuang melawan Penjajah, apabila orang tersebut sudah dipenjarakan oleh pemerintah Belanda maka orang tersebut termasuk pejuang perintis
Dalam berbagai perjuangan yang Rusli Thoimi ini lakukan sehingga menjadi perintis kemerdekaan Republok Indonesia, pasti kita sebagai penerus bangsa merasa bangga.terlepas dari pada itu, yang namanya juga manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kekurangan Rusli Thoimi ialah daerah cakupanb perjuangannnya terbatas di daerah kabupaten Kampar tepatnya di kecamatan rumbio jaya. [2]
C. Akhir Kehidupan Rusli Thoimi
Pada tahun tahun terakhir dari kehidupannya, Rusli Thoimi masih aktif memimpin sekolah agama yang didirikannya sambil memberikan pengajian/wirid di surau/mesjid di daerah kenegerian Rumbio dan sekitarnya.
Beliau masih sempat mengecap penghargaan pemerintah RI atas jasanya, yang mana ia telah diakui sebgai pejunag Perintis kemerdekaan Ri daerah kabupaten Kampar denga Sk Mensos RI No. Pol 45/III/74/PK tanggal 3 Desember 1974
Bahwa atas dasar pengabdiannya pada bangsa Indonesia, pemerintah RI memberikan pula tunjangan perintis kemerdekaan setiap bulannnya pada beliau.
Pada tahun 1982 Rusli Thoimi menunggal dunia dan dikebumikan di Pulau paying Rumbio, meskipun beliau telah meninggal, namun kesan/jasa dari perjuangannya tidaklah dapat dilupakan oleh rakyat Indonesia umumnya, rakyat Rumbio khususnya, bahkan sesuai dengan bunyi semboyan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannnya(Abdul Riva'I Talut, 1992 :41)
Untuk mengenang jasa jasa beliau sebagai pejuang perintis kemerdekaan Ri, pernah juga pemerintah mengusulkan untuk memindahkan makam beliau ketempat makam pahlawan yang berada di Bangkinang. Namun karena alas an keluarga yang tidak setuju untuk membongkar makam beliau, usulan tersebut tidak dilaksankan. Sehingga pada tahun 1993 makam beliau yang berada didesa Rumbio, kecamtan Rumbio jaya kabupatebn Kampar di pugar oleh departemen nasional [3]
Dengan diakui oleh pemerintah, rusli Thoimi sebagai pejunag perintis kemrdekaan RI, maka kepala desa pertama di desa Pulau paying kecamatan rumbio Jaya, pada tahun 2003-2004 Dibangunlah stadion mini untuk suatu kebanggaan dengan membuat nama stadion tersebut dengan nama pejuang yaitu "Rusli Thoimi". Guna tujuan untuk dikenang oleh generasi muda bahwa dahulunya pernah ada didesa pulau paying salah seornag pejuang perintis kemerdekaan berjuang untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia
Daftar Pustaka
[1] Abdul Riva'I Taloet. 2005. Sejarah tokoh pejuang utama daerah kabupaten Kampar.SEE: kab. Kampar
[2] Abdul Riva'I taloet. 2005. Cerita rakyat Riau, Kampar. SEE: Kampar
[3] Abdul Riva;I T. BA, 1988. Riwayat hidup tokoh pejuang perintis kemerdekaan kabupaten Kampar, Team peneliti dan kepahlawanan di kecamatan Bangkinang
0 Comment: