Kenakalan Remaja Dari Pandangan Perspektif Sosiologi dan Perspektif Psikologi


Yara Tifany/PIS/14B

A.Kenakalan Remaja Dari Pandangan Sosiologi
Kenakalan remaja meliputi semua prilaku yang menyimpang dari norma-norma hokum pidana yang dialukukan oleh remaja. Prilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya.Kartono (ilmuan sosiologi) mengemukakan bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan isltilah Juvenule delinquency merupakan gejala potologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.Akibatnya, mengembangkan bentuk prilaku menyimpang.Santrock mengemukakan bahwa kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai prilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.Kenakalan remaja merupakan perbuatan anak-anak yang melanggar norma sosial, norma hokum, norma kelompok dan mengganggu ketrentaman kelompok.Hal-Hal yang mempengaruhi timbulnya kenakalan remaja :
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis diri remaja memungkinkan terjadinya dua benytuk integrasi.Pertama, terbentuknya perasaan dan konsistensi dalam kehidupannya.Kedua, tercapainnya identitas peran.Kenalakan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku "nakal". Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan control diri untuk bertingkahlaku sesuai dengan pengetahuannya.

3. Keluarga
Percerian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan anntar anggota keluarga bisa memicu perilaku negataif pada remaja.Pendidikan yang salah di keluargapun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab kenakalan remaja.
4. Teman sebaya yang kurang baik
Pengaruh teman sering diumpamakan sebagai segumpal daging busuk, apabila dibungkus dengan segunpal daun, maka daun itupan akan berbau busuk, sedangkan bila sebatang kayu cendana di bungkus dengan selembar kertas, kertas itupun akan wangi baunya. Perumpamaan ini merupakan sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian seseorang ketika remaja berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya bergaul.Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar. Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak dikemudian hari akan banyak masalah bagi dirinya sendiri dan orang tuanya.
5. Pendidikan
Memberikan pendidikan yang sesuai dengan anak adalah merupakan salah satu tugas orang tua kepada anak, maka pilihkan lah sekolah yang bermutu. Namun, masih sering terjadi dalam masyarakat, orang tua memaksanakan kehendaknya, agar di masa depan anaknya memilih fropesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orang tua. Pemaksaan ini justru kan berakhir dengan kekecewaan, sebab, meski memang sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orang tua tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudain kecewa, frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka mudah pergi bersama kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.
6. Penggunaan waktu luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak pada sisi remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila bentuk kegiatan itu positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negative maka lingkungan akan tergangu. Seringkali perbuatan negative ini hanya terdorong rasa iseng saja.Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya, perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orang tuanya maupun teman seperjuangannya.Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan.Misalnya, ngebut tanpa lampu malam hari, mencuri, merusak, minum-minuman keras, obat bius, dan sebaginya.
B.Kenakalan Remaja Dari Pandangan Psikologi
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda.Anak-anak muda yang jahat itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.Juvenile berasal dari bahasa Latin "Juvenilus", artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin "Delinquere" yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi maknanya menjadi jahat.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang".
2. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal."Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya adalah suatu keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini orang tua dapat membimbing anaknya menataki� masa-masa krisis tersebut dengan mulus.Hal ini sangat dirasakan oleh semua karena di bahu remaja masa kini terletak tanggung jawab moral sebagai generasi penerus, menggantikan generasi yang ada saat ini.Mereka inilah yang kelak berperan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas, menjadi aset nasional dan tumpuan harapan bangsa dalam kompetisi global, yang tentunya kian hiruk pikuk di abad ke XXI.
C.Bentuk Bentuk Kenalakan Remaja
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :
1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hokum.
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan:
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit .
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
D.Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
a. Reaksi Frustasi Diri
Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan sosial itu.Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi, ketegangan batin dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa.
b. Gangguan Pengamatan dan Tanggapan Pada Anak Remaja
Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat mengganggu daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat.Gangguan pengamatan dan tanggapan itu,antara lain: halusinasi, ilusi dan gambaran semua. Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan yang nyata, tetapi berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul interpretasi dan pengertian yang salah.Sebabnya ialah semua itu diwarnai harapan yang terlalu muluk, dan kecemasan yang berlebihan.
c. Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja
Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang wajar terhadap tuntutan lingkungan.Berpikir juga penting bagi upaya pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari.Jika anak remaja tidak mampu mengoreksi pekiran-pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan realita yang ada, maka pikirannya terganggu.
d. Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan.Perasaan bergandengan dengan pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia.Jika semua tadi terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia.

DAFTAR PUSTAKA

-          Drs. Kuswanto, M.M. Bambang Siswanto, S.H.2003. SosiologI,Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
-          Soerjono, Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Rajawali, Jakarta
-          Eitzen, Stanlen D. 1986.Social Problems. Allyn and Bacon inc, Boston, Sydney, Toronto.
-          Willis, S. 1994. Problema Remaja dan Pemecahannya. Penerbit Angkasa, Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Halaman Login Hotspot Berbeda pada 1 Mikrotik

UltraISO Premium Edition v9.5.3

Arti OSAKMJ