Antara Belajar Dan Percintaan, Pilih Yang Mana?

Antara Belajar Dan Percintaan, Pilih Yang Mana? - Pembahasan artikel kali ini mengenai tentang pacaran, kalian mungkin tidak asing mendengar kata �Pacaran�. Bahkan mungkin sudah menjadi kebiasaan dilingkungan pergaulan remaja. Lalu apakah kalian bisa menganalisis bahayanya berpacaran dan dampak negatifnya untuk kesuksesan kamu dimasa depan?

Bila disuruh memilih antara belajar dan percintaan, mana yang akan kamu pilih sebagai pilihan yang terbaik?

Suatu hal yang ada pada setiap orang ialah bahwa setiap orang punya rasa suka terhadap lawan jenisnya. Hal tersebut sangat normal sekali. Tapi yang jadi pertanyaan, jika kamu ingin menjadi orang yang ahli dalam bidang kamu dengan suatu proses pembelajaran, apakah mungkin ada waktu untuk pacaran? Masalah pacaran yang juga kontroversial dalam masyarakat ini memang tidak ada habisnya. Hal ini dapat kita analisis dari berbagi faktor.

Pacaran merupakan salah satu kegiatan yang dapat menghancurkan waktu belajar. Kenapa saya mengatakan seperti itu? Karena jika kamu punya pacar saat bersekolah/kuliah, sudah pasti kamu akan membagi waktu untuk kegiatan belajar dan pacaran, dan ada juga seorang pelajar/mahasiswa yang tidak mau membagi waktu ini karena kegiatan mayoritasnya malah berpacaran. Pelajar/mahasiswa yang punya pacar setidaknya ada waktu untuk SMS-an dan telpon-telponan, ketemuan setidaknya satu kali satu seminggu. Coba kamu hitung waktu-waktu yang terpakai untuk kegiatan dalam rangka hubungan kamu dengan pacar kamu. Bahkan waktu kamu banyak yang terterpakai untuk kegiatan pacaran di bandingkan untuk belajar.

Mari Menganalisis Dari Berbagai Faktor

1. Dilihat Dari Faktor Ekonomi

Dari faktor ekonomi, bisa dilihat bahwa pacaran itu memerlukan biaya. Jadi kalau kamu pacaran maka akan ada biaya tambahan yang akan kamu keluarkan. Bahkan biaya tersebut bisa lebih besar dari biaya hidup kamu selama sebulan. Biaya tersebut dapat berupa traktiran makan, ongkos atau biaya bensin, pulsa, hadiah, dan biaya lainnya. Yang jelas kamu akan mengeluarkan biaya tambahan. Hal ini harus kamu perhitungkan. Yang kacau sekali adalah jika kamu berasal dari kalangan menengah ke bawah. Orang tua susah payah mencari biaya untuk sekolah/kuliah anaknya tetapi anaknya malah mengeluarkan biaya tambahan untuk kegiatan berpacaran. Itu betul-betul anak yang tidak tahu diuntung. Jangan sampai waktu kamu terbuang, nilai hancur, ditambah kesulitan finansial gara-gara yang namanya pacaran.


2. Dianalisis Dari Faktor Agama Dan Sosial

Jika dianalisis dari faktor agama dan sosial, pacaran itu ada berbau-bau seksualitasnya, baik itu fikiran atau tindakan dan cenderung menyalahi aturan seperti kegiatan-kegiatan yang berbau seksual dan hal ini jelas dilarang oleh agama. Bahkan banyak laki-laki yang mengaku berpacaran  untuk �mencicip� pacarnya. Tapi memang itulah kenyataannya. Ada yang bilang kalau pacaran tidak pegangan tangan bukan pacaran namanya atau kalau tidak ciuman tidak asik dan sebagainya. Hal ini jelas dilarang oleh agama dan dalam hukum sosial tindakan ini dapat dikategorikan tindakan Asusila. Ingat, setan itu pasti akan menggoda dan mempengaruhi orang yang berpacaran apa lagi waktu berdua-duaan. Kemungkinan menimbulkan dosa akibat pacaran adalah besar.

Beberapa orang pernah berkata bahwa punya pacar dapat memotivasi kita. Mungkin ada benarnya juga. Tapi kebanyakan bukannya memotivasi untuk giat belajar malah sibuk dengan kegiatan pacarannya. Miss call, teleponan, dan smsan memang sangat membahagiakan hati, tetapi dibalik itu semua tersimpan kegiatan membuang-buang waktu, yaitu akan menjadi waktu untuk membalas-balas sms, mengobrol lewat telepon dengan sang pacar.

Saya hanya menganalisis tentang cara berpacaran yang mayoritasnya dilakukan oleh masyarakat umum, pada akhirnya kamulah yang akan menentukkan pilihan kamu untuk kehidupan yang selanjutnya.

Itulah sedikit analisis yang saya lihat dari lingkungan masyarakat umum di era-modern ini mengenai pacaran dengan pelajaran. Saya hanya memberi gambaran analisisnya. Jadi, pilihlah jalan dan cara terbaik untuk kesuksesan kamu di masa depan...

Sumber: Buku Kuliah Sukses IP 4,0? (Penerbit: Real Books)

Posting Komentar

0 Komentar