Postingan

Menampilkan postingan dengan label Rumi Poetry

Rumi: Rasa Sakit: Menyiapkan Hati

Gambar
Ketika rasa-sakit memasuki hati, dan menyergap rasa senangmu, ketahuilah, ia sedang menyiapkan jalan bagi datangnya kebahagiaan. Cepat sekali rasa sakit menyapu bersih semua rasa lainnya, mengusir mereka keluar dari ruang hati; hingga tiba saat bahagia mendatangimu dari Sumber Kebaikan. Ia merontokkan semua daun layu dari cabang-ranting hati, agar daun segar dapat tumbuh. Ia mencabut akar tua kesenangan, sehingga keriangan yang baru dapat berkunjung dari ke-Tiada-an. Rasa sakit di hati membongkar akar kesenangan yang lapuk dan busuk, sehingga tiada kepalsuan tersembunyi. Rasa sakit mencuci bersih hatimu, agar hal yang lebih baik dapat hadir menggantikannya. Sumber: Rumi: Matsnavi V 3678 - 3683. Terjemahan ke Bahasa Inggris oleh William C. Chittick Dalam The Sufi Path of Love - The Spiritual Teachings of Rumi, SUNY, Albany, 1983. http://ngrumi.blogspot.com

Rumi: Bahkan Isa putra Maryam pun Menyingkir

Gambar
Inilah kisah tentang Isa putra Maryam, ketika dia menghindar dari orang-orang dungu, menjauh, hendak mengungsi, ke puncak sebuah gunung. Isa putra Maryam bergegas-cepat mendaki sebuah gunung. Sedemikian bergegas, bagaikan dikejar seekor singa Seseorang mengejarnya, dan menyapanya, �Salam untukmu. Tak kulihat sesuatu pun mengejarmu, mengapa engkau begitu terburu-buru?� Tetapi Beliau tetap berlari, sedemikian terburu-buru, tak mau berhenti untuk menjawab. Sang penanya bersikeras, terus dikejarnya Sang Nabi itu. Lalu, dia bertanya lagi, kali ini sampai harus berteriak: �Demi Tuhan,� serunya, �berhentilah sebentar!� �Sungguh aku bingung, apa yang membuatmu melarikan diri?� �Wahai Nabi nan mulia dan pemurah, Apa yang membuatmu bergegas-lari? Tak ada singa mengejarmu. Tiada pula ancaman atau wabah?� Sang Nabi menjawab, �Aku melarikan diri dari seorang yang tolol. Pergilah! Sedang kukhawatirkan keselamatanku, janganlah kau tahan aku lagi!� Orang itu bertanya lagi, �Tapi, bukankah engka

Rumi : Pantulan Cahaya yang Mempesonamu

Gambar
Rumi: Kulliyat-e Syams Sang hamba kecintaan makhluk, yang dulu disanjung-puji dunia, kini malah ditalaknya, gerangan apa salahnya? Itu karena dia memakai baju pinjaman, dan lalu bersikap seolah memilikinya. Kami mengambilnya kembali, agar dia menjadi yakin, bahwa semua khazanah itu milik Kami, dan mereka yang cantik-molek itu hanyalah para peminjam; sehingga dia paham bahwa jubah-wujud itu hanyalah sebuah pinjaman, seberkas cahaya dari Matahari Wujud. Semua keindahan, kuasa, kebajikan dan kesempurnaan yang hadir ditempat ini bersumber dari Matahari Kesempurnaan. Berkas-berkas cahaya Sang Matahari itu, kini kembali pulang, bagaikan berputarnya bintang-bintang, meninggalkan dinding-dinding ragawi ini. Ketika cahaya matahari telah surut, semua dinding menjadi gelap menghitam. Semua yang mempesonamu, pada wajah-wajah cantik, adalah Cahaya Sang Matahari terpantul pada kaca prisma. Beragam corak kaca membuat Cahaya tampil beraneka-warna. Ketika prisma kaca beraneka-warna tak lagi ada

Rumi: Gemericik Suara Air

Gambar
Amal Sejati itu milik Lelaki yang mengidamkan Dia, dan demi kepentingan amal dari sisi-Nya, telah diceraikannya semua amal yang lain. Mereka yang tidak seperti dia, tak lebih bagaikan kanak-kanak, yang bermain-bersama, di beberapa hari yang singkat, sampai malam menjelang, dan mereka mangkat. Atau bagaikan orang yang baru terbangun, lalu bangkit, sambil masih mengantuk, tapi dibujuk untuk tidur kembali, oleh rayuan si perawat jahat; yang berbisik: "tidurlah kembali, sayangku, tak kan kubiarkan seorang pun mengganggu tidur nyenyakmu." Jika engkau bijak, maka engkau, engkau sedirilah, yang akan mencabut tidurmu sampai ke akar-akarnya; bagaikan orang kehausan yang mendengar gemericik suara air. Tuhan berkata kepadamu, "Akulah gemericik suara air di telinga mereka yang haus; Akulah hujan yang tercurah dari langit, bangkitlah pecinta: tunjukkan gairahmu! Jangan sampai engkau kembali tertidur, ketika telah kau dengar gemericik suara air." (Rumi: Matsnavi, VI no 586 - 592

Rumi : Cahaya dan Bayangan

Gambar
Rumi: Divan-i Syamsi Tabriz, Ghazal 2155 Tak mungkin suatu semesta terpisah dari semesta-semesta lainnya. Tidak mungkin basah terpisah dari air, suatu langkah dari gerakan lainnya. Takkan padam nyala api dengan api lainnya; wahai anakku, hatiku berdarah karena cinta, jangan bersihkan darahku dengan darah yang lain. Hanya matahari yang mampu enyahkan bayangan. Matahari memanjangkan dan memendekkan bayangan; [1] carilah kuasa ini dari Sang Matahari. Kalaupun ribuan tahun kau coba hindari, pada akhirnya, kan kau dapati bayangan senantiasa bersamamu. Yang melayanimu adalah dosa-dosamu, yang menolongmu adalah sakitmu, nyala lilinmu adalah kegelapanmu, pencarian dan jelajahmu dari jerat rantaimu. Hal ini kan kujelaskan, hanya jika telah kuat hatimu; sebab jika remuk kristal-gelas hatimu, takkan pernah ia pulih. Mestilah engkau miliki, dan sandingkan keduanya: cahaya dan kegelapan; dengarkanlah anakku, bersujudlah dalam-dalam di hadapan Pohon Taqwa. [2] Ketika dari Pohon Rahmat-Nya, Dia

Rumi : Mereka yang Telah Mati

Gambar
Para pecinta, yang dengan ikhlas mati dari diri mereka sendiri: mereka bagaikan gula, di hadapan Sang Kekasih. Pada Hari Perjanjian, [1] mereka minum Air Kehidupan, sehingga matinya jiwa mereka tak seperti kematian orang lain. Karena mereka telah dibangkitkan dalam Cinta, kematian mereka tak seperti orang kebanyakan. Dengan kelembutan-Nya mereka telah melampaui tingkat para malaikat; sama sekali tak bisa kematian mereka dibandingkan dengan orang kebanyakan. Apakah kau sangka Singa mati bagai anjing, jauh dari hadirat-Nya? [2] Ketika para pecinta mati di tengah Jalan, Sang Raja Ruhaniah berlari menyambut. [3] Ketika mereka mati di kaki Sang Rembulan, [4] mereka menyala bagaikan Matahari. [5] Jiwa para pecinta sejati itu bersatu mereka mati dalam saling mencintai. [6] Derai embun Cinta membasuh jantung mereka, mereka sampai pada kematian dengan hati berdarah-darah. Setiap mereka, mutiara yatim tiada tara, tidaklah mereka mati di sisi ayah-ibunya. Para pecinta terbang menembus l

Sufi Road : Rumi Anniversary

Gambar
Bulan Desember ini adalah bulan kematian dari seorang sufi besar yaitu Jalaludin Rumi. Beliau lahir pada tahun 1207 dan meninggal ditanggal 17 Desember 1973. BAnyak sekali karya-karya beliau yang cukup fenomenal yaitu Masnavi, Diwan-e Shams-e Tabrizi, dan Fihi Ma Fihi Berikut adalah secuplik syair-syair Rumi : "I Died as a Mineral" by Maulana Rumi I died as a mineral and became a plant, I died as plant and rose to animal, I died as animal and I was Man. Why should I fear? When was I less by dying? Yet once more I shall die as Man, to soar With angels blest; but even from angelhood I must pass on: all except God doth perish. When I have sacrificed my angel-soul, I shall become what no mind ever conceived. Oh, let me not exist! for Non-existence Proclaims in organ tones, 'To Him we shall return.' Divan-e-Shams by Maulana Rumi, Spiritual Couplet 26 I need a lover and a friend All friendships you transcend And impotent I remain You are Noah and the Ark You are the light a

Sufi Road : Rumi Poem "Perkawinan dan Penyatuan"

Gambar
Kebahagiaan adalah saat kita duduk bersama, Dua sosok, dua wajah, yang menyatu � kau dan aku. Bunga-bunga �kan bermekaran dan burung-burung �kan menembangkan kidungnya, ketika kita memasuki taman � kau dan aku. Bintang-bintang �kan muncul di langit �tuk menjadi saksi, �kan kita terangi mereka, dengan cahaya purnama � kau dan aku. Tiada lagi pemisahan �kau� dan �aku� nuansa kebahagiaan dalam penyatuan semata - kegembiraan, kegairahan, tiada kesusahan � kau dan aku. Burung-burung surga yang bersayap cemerlang, �kan menukik turun �tuk minum air yang manis - air mata kebahagiaan kita � kau dan aku. Betapa sebuah keajaiban, kita duduk disini, walau di tepi dunia yang berseberangan, kita tetap akan duduk bersama � kau dan aku. Kita adalah satu sosok di dunia ini, dan menjadi sosok yang lain dikemudian. bagi kita ada surga yang abadi, keceriaan yang tanpa akhir �. kau dan aku. __________ Sumber: Diwan, S P, XXXVIII � terjemahan ke bahasa Inggris oleh Reynold A Nicholson � alih ke bahasa Indo